Pemilihan kepala daerah sumatera utara yang akan digelar 27 juni 2018 sangat menarik untuk disaksikan.
Pasalnya, pemilihan orang nomor 1 di Provinsi Sumatera Utara ini akan menentukan arah jalannya perkembangan provinsi ini kedepan.
Sama halnya dengan pilkada di daerah jawa, Pilkada ini juga sama eksisnya dan bahkan juga menjadi prioritas bagi partai-partai besar untuk menguatkan taring dan pamornya.
Ditambah lagi dengan kebiasaan “Terima uang haram” dari beberapa pemimpin sebelumnya, pilkada ini akan memiliki tensi tinggi dan sangat menarik.
3 calon gubernur yang telah terang-terangan mengajukan dirinya di pilkada sumut, Terlihat sama kredibilitasnya di mata rakyat sumut.
Contohnya, Tengku erry yang pernah menemani Gatot “sang narapidana”, JR. Saragih yang masih “samar-samar” di mata publik sumut, atau sang Letnan Jenderal eddy rahmayadi yang baru eksis dikemudian hari karena jadi ketum pssi.
Ada satu calon yang baru saja di umumkan oleh partai “banteng congor putih” alias PDIP Perjuangan.
Yaitu mantan Gubernur ibukota jakarta yang kalah pilkada jakarta beberapa bulan lalu.
Calon ini tak dapat di sepelekan. Karena trade record dan kredibilitasnya telah dikenal bukan hanya rakyat sumatera melainkan “dunia”. Karena kepemimpinannya dengan terdakwa penista agama, sekaligus pemimpin paling fenomenal tahun ini Ahok. Mungkin dapat dikatakan Sumut butuh dia. Kenapa?
1. Tradisi terima “uang haram”, oleh pemimpin sebelumnya
Semua orang punya trauma. Mungkin itulah yang dirasakan rakyat sumut saat ini. 2 gubernur sebelumnya sumut secara berturut-turut masuk penjara karena kasus korupsi.hmmmm, Djarot belum pernah terlibat kasus korupsi dan dengan Qlue, kepemimpinannya di jakarta terlihat transparan.
2. Rakyat butuh pemimpin berpengalaman.
Djarot di pemerintahan sudah lama. 2 tahun jadi anggota DPRD JAWA TIMUR, 10 Tahun jadi walikota blitar, 1 tahun jadi anggota DPR RI, dan 2 tahun jadi wakil gubernur jakarta dan 0.5 tahun jadi gubernur jakarta. Mungkin dibandingkan dengan 2 manta tentara, Jenderal Eddy dan JR. Saragih djarot masih jauh lebih berpengalaman.
3. TRADE RECORD BERSIH dari korupsi
Djarot syaiful Hidayat, memiliki trade record yang bersih dari korupsi. Mantan gubernur jakarta ini belum pernah terdengar berurusan dengan hukum atau komisi anti Rasuah. Kalau di sandingkan dengan tengku erry jelas djarot lebih unggul.
4. Djarot dan mantan koleganya dikenal dengan kepemimpinan kreatif dan inovatif
Tim oranye, aplikasi qlue, rptra kalijodo, perekaman kegiatan seharian gubernur, Kip, Kjp, Kis, dan banyak program kreatif lainnyadibuat dalam massa kepemimpinan djarot dan 2 koleganya Ahok dan pak de Preiden, jelas mencerminkan
Kepemimpinan kreatif pada massa pemerintahan djarot dan 2 koleganya.
5. Sumut butuh pemimpin populer.
Mungkin ini cuman tambahan. Djarot mungkin sudah lebih dikenal ketimbang calon lainnya. Akibat kasus penistaan agama yang dilakukan rekannya, sepak terjang pemerintahannya di DKI dan banyaknya fanatisme kristiani pendukungnya dan koleganya.
Hhhm itulah penjelasannya. Mohon maaf diawal untuk kata salah yang tak disengaja, jangan sampai di bawa perkara. Sesudah minta maaf, mari kita hayati artikel ini.
Jangan lupa, kalau mau jadi sponsor atau ngiklan di artikel sizerastp, dm line: @kgz0098f atau kunjungi fanspage Facebook Singa sang bijak